Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr.) merupakan tanaman obat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Kandungan bawang tiwai sangat berpotensi sebagai pangan fungsional, sehingga dimanfaatkan sebagai minuman instan. Produk pangan yang terbuat dari bawang tiwai dalam bentuk basah maupun kering memiliki kelemahan yaitu rasanya yang pahit dan sepat, perlu adanya tambahan bahan lain untuk menutupi kelemahan tersebut dengan menambahkan gula aren. Gula aren merupakan salah satu bahan yang cukup aman bagi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan ekstrak tiwai dan gula aren terhadap sensoris, kadar abu, derajat brix, dan respons glukosa. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan sidik ragam, untuk uji data sensoris diolah menggunakan uji Friedman, dan data kimia diolah dengan sidik ragam (Anova). Data yang menunjukkan perbedaan yang nyata, dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (Tukey test) pada taraf 5%. Data respons glukosa diolah menggunakan uji T. Parameter yang diamati meliputi uji sensoris, kadar abu, derajat brix, dan respons glukosa. Parameter yang diamati meliputi sensoris, kadar abu, derajat brix, dan respons glukosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan ekstrak tiwai dan gula aren berpengaruh tidak nyata terhadap hedonik rasa, kadar abu, derajat brix, dan respons glukosa tiwai instan, namun berpengaruh nyata terhadap hedonik warna dan mutu hedonik warna, hedonik aroma dan mutu hedonik aroma, dan mutu hedonik rasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pada uji sensoris menunjukkan semua perlakuan dapat diterima oleh panelis, kadar abu 1,92%-3,58%; derajat brix 8,43-8,83%. Minuman tiwai instan tidak mempercepat kelajuan gula darah, tidak mengganggu respons sistolik dan diastolik, dan tidak memicu kenaikan jumlah frekuensi detak jantung.