Buruh nelayan atau nelayan buruh merupakan orang yang bekerja menggunakan jasa
dengan memanfaatkan alat tangkap orang lain. Pendapatan buruh nelayan bergantung pada
musim leak/sepi. Mengukur kesejahteraan nelayan membutuhkan indikator yang
memberikan gambaran yang jelas dan akurat aspek ekonomi dan sosial, dengan melihat
pendapatan dan upaya rumah tangga buruh nelayan saat terjadinya musim leak/sepi.
Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal untuk menyelidiki fenomena
masyarakat nelayan yang terjadi di Kecamatan Talisayan saat terjadinya musim leak/sepi.
Melalui pendekatan deskriptif kualitatif dan melakukan pengumpulan data dengan cara
observasi langsung, serta wawancara kepada para informan yang dilengkapi dengan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil diperoleh bahwa penangkapan dilakukan setiap hari dan pendapatan
buruh nelayan di Talisayan berbeda-berbeda, tergantung bagang yang diikuti buruh
nelayan. Pembagian hasil tangkapan 50% pemilik bagang dan 50% juragan beserta awak
kapal. Penghasilan Buruh bagang Yahya sekali tangkapan Rp 750.000, dan buruh bagang
Adi Rp 375.000. Upaya yang dilakukan rumah tangga buruh bagang dalam pemenuhan
keluarga adalah dengan berdagang, bekerja sebagai buruh bangunan, buruh jalanan,
penambak otek/manyung, supir, buruh teri, pembantu rumah tangga, melakukan pinjaman
koperasi, tetangga, warung, dan menjual barang berharga, seperti emas, ricooker, tv.
Sehingga disimpulkan bahwa pendapatan keluarga buruh nelayan bagang di Talisayan
sepenuhnya bergantung pada hasil tangkapan bagang dan musim leak/sepi.
Kata Kunci : Buruh nelayan, Pendapatan, Musim Leak, Strategi Ekonomi, Kebutuhan
Keluarga