Clayshale merupakan batuan yang banyak ditemukan dalam beberapa masalah keteknikan karena sifatnya yang dapat berubah menjadi tanah jika dipengaruhi oleh iklim. Karena sifat clayshale yang mudah mengembang dan menyusut, maka clayshale dapat lepas dan menjadi tanah berlempung, terutama pada daerah yang memiliki tingkat perubahan cuaca yang tinggi.
Slaking merupakan interaksi clayshale dengan udara bebas dan cuaca yang dapat menyebabkan clayshale untuk mengalami penurrunan durabilitas dan ketahanannya seiring waktu dan akhirnya menghancurkan dan merubah clayshale menjadi tanah lepas. Clayshale memiliki sifat elastis dan plastis, dan hal ini menyebabkan ia memiliki batas-batas pada keadaan elastis maupun plastis sebelum hancur dan menjadi tanah lepas. Untuk itu, tentunya indeks plastisitas yang dimiliki clayshale pun bisajadi dapat berpengaruh terhadap tingkat ketahanan dari batu tersebut.
Dari hasil uji Indeks Plastisitas, Tingkat plastisitas pada sampel clayshale berada pada kategori plastisitas rendah dengan nilai Indeks Plastisitas terendah 3,95 sampai dengan kategori plastisitas tinggi dengan nilai Indeks Plastisitas tertinggi 17,10. Daya slaking statik yang pada clayshale berada pada kategori tinggi sampai dengan ekstrim tinggi dengan nilai indeks 21,419% sampai dengan 100%, dan jumlah siklus berada pada satu sampai empat siklus. Korelasi antara indeks plastisitas dan indeks slaking statik menunjukkan tingkat korelasi yang lemah dengan angka koefisien korelasi 0,091 dengan arah positif, dan nilai signifikansi 0,631 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel Indeks Plastisitas dengan nilai daya slaking statis pada clayshale. Hasilnya adalah tidak ada korelasi antara Indeks Slaking Statik dengan Indeks Plastisitas berdasarkan korelasi statistik pada clayshale daerah Samarinda dan Kutai Kartanegara..