Furfural dapat diolah dari bahan baku yang mengandung pentosan. Kandungan pentosan biasanya didapatkan pada limbah hasil pertanian seperti tongkol jagung yang memiliki kandungan pentosan cukup tinggi yaitu 32%. Pembentukan furfural ini terdiri dari dua tahap reaksi, reaksi pertama yaitu hidrolisis dengan bantuan katalis asam H2SO4 mampu mengubah pentosan menjadi pentosa dan dilanjutkan dengan reaksi kedua yaitu reaksi dehidrasi mengubah pentosa membentuk furfural. pembuatan furfural berlangsung dengan proses supra yield menggunakan reaktor batch dengan kondisi tekanan 18 atm dan suhi 206 derajat celcius. Reaksi berlangsung secara endotermis dan reversible. Pabrik furfural dari tongkol jagung dengan kapasitas 2.500 ton/tahun ini direncanakan akan didirikan pada tahun 2035 di kawasan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jumlah karyawan sebanyak 100 orang dan luas tanah 22.100 m2, kebutuhan air yang digunakan adalah 568,670 m3/hari dan kebutuhan listrik pabrik sebesar 160,845 kW. Berdasarkan evaluasi ekonomi, pabrik furfural ini membutuhkan modal tetap (fixed capital investment) sebesar Rp 385.322.382.576,- serta modal kerja (working capital investment) yang diperlukan sebesar Rp 64.220.397.096,- Pabrik furfural ini memiliki keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 101.034.251.803,- serta keuntungan setelah pajak sebesar Rp 75.775.688.852,- dengan nilai BEP sebesar 49,43%, SDP 24,24%, dan IRR sebesar 35,76%.