Indonesia merupakan negara berkembang dimana produksi perindustriannya belum mampu ditopang seluruhnya oleh produksi dalam negeri. Faktor ini membuat Indonesia terdorong untuk memproduksi bahan-bahan kimia agar memenuhi kebutuhan didalam negeri dan menekan angka impor dari luar negeri. Metil akrilat merupakan salah satu bahan kimia yang masih ditopang kebutuhannya dengan cara mengimpor. Metil akrilat adalah salah satu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia dibidang polimer (poliakrilat). Metil akrilat digunakan sebagai bahan baku pembuatan cat (coating), bahan perekat, dan binder untuk industri kulit, kertas, dan tekstil serta untuk komponen copolimer dari acrylic fiber. Metil akrilat merupakan salah satu produk kimia yang dapat dihasilkan dari proses pencampuran antara metanol dan asam akrilat. Proses yang digunakan dalam pembuatan metil akrilat adalah proses esterifikasi asam akrilat dan metanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Proses pembuatan metil akrilat menggunakan jenis reaktor Continous Stirer Tank Reactor (CSTR). Pabrik metil akrilat ini direncanakan berdiri pada tahun 2031 di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun. Pabrik metil akrilat membutuhkan modal kerja (Working Capital Investment) sebesar Rp.133.776.672.850. Pabrik ini memiliki keuntungan sebelum pajak sebesar Rp. 187.969.430.712 atau 24,58% dan setelah pajak sebesar Rp. 46.992.357.678 atau 18,44%. Nilai analisis kelayakan pabrik BEP (Break Event Point) yaitu 44,17% pada kapasitas produksi 50.000 ton/tahun, SDP (Shut Down Point) sebesar 23,5% pada kapasitas produksi 50.000 ton/tahun dan IRR (Interest Rate of Return) sebesar 31,17%. ROI (Return of Investment) sebelum pajak sebesar 35,13% setelah pajak sebesar 26,35% dan POT (Pay Out Time) sebelum pajak yaitu 2,2 tahun dan setelah pajak yaitu 2,8 tahun. Pra Perancangan Pabrik Metil Akrilat ini layak untuk didirikan berdasarkan evaluasi ekonomi diatas.