Pabrik Nitrogliserin dirancang dengan kapasitas 83.000 ton/tahun, menggunakan bahan baku gliserol yang diperoleh dari PT Kutai Refinery Nusantara dan PT LDC Indonesia. Campuran asam berupa asam nitrat yang diperoleh dari PT KNI dan asam sulfat dengan perbandingan 40:60. Pabrik akan didirikan dikawasan Kota Bontang, Kalimantan Timur. Pebrik akan didirikan dengan badan hukum Perseroan Terbatas (PT), dengan jumlah karyawan 177 orang. Pabrik nitrogliserin beroperasi selama 330 hari dalam setahun, dengan proses produksi selama 24 jam/hari.
Proses produksi Nitrogliserin berlangsung didalam reaktor Nitrator dengan tangki alir berpengaduk dalam fasa cair dengan bantuan katalis H2SO4, yang beroperasi secara eksotermis dengan suhu umpan, yaitu 30 oC dan tekanan 1 atm dengan konversi yang terjadi dalam reaktor yaitu 95%. Produk keluaran rekator kemudian dialirkan menuju Dekanter-1 untuk dipisahkan antara nitrogliserin dari gliserol dan asam sisa yang tidak ikut terlarut. Selanjutnya bitrogliserin dan asam terlarut dialirkan menuju reaktor Netralizer untuk dinetralkan dari asam-asam yang mengikut menggunakan Natrium Karbonat. Keluaran reaktor Netralizer kemudian dialirkan menuju Dekanter-2 untuk dipisahkan nitrogliserin dari natrium sulfat, natrium nitrat dan air. Kemudian gas CO2 dibuang ke udara. Produk berupa nitrogliserin kemudian disimpan ditangki penyimpan. Air yang diperlukan untuk menunjang proses sebanyak 12828,8165 Kg/jam atau 340,15 m3 /hari. Air yang dibutuhkan sebagai media pendingin, yaitu sebanyak 5532,363 Kg/jam atau 135,545 m3 /hari. Daya listrik yang diperlukan sebesar 1437,657 kW dimana diproduksi menggunakan generator dengan bahan bakar diesel.
Ditinjau dari segi ekonomi, pabrik nitrogliserin ini membutuhkan fixed capital (FC), yaitu sebesar Rp 239.185.258.776, dan warking capital (WC) sebesar Rp. 26.576.139.864. Nilai Return Of Investmen (ROI) sebelum pajak adalah 52,66% dan setelah pajak sebesar 39,50%. Nilai Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,65 tahun dan setelah pajak sebesar 2,03 tahun. Nilai Break Even Point (BEP) didapat sebesar 43,22% dan nilai Shut Down Point (SDP) yaitu sebesar 34,33%. Berdasarkan analisa ekonomi tersebut, maka pabrik nitrogliserin dengan kapasitas 83.000 ton/tahun layak dikaji ulang untuk didirikan.