Asam Akrilat digunakan sebagai bahan baku dalam industri dekoratif, batu dan coating. Kebutuhan asam akrilat di berbagai negara pada tahun 2031 mencapai rata-rata 62 ribu ton. Ekspor gliserol di Indonesia pada tahun 2031 mencapai 5 juta ton sehingga pendirian pabrik ini bertujuan untuk mengoptimalkan perolehan nilai tambah melalui pemanfaatan bahan baku gliserol yang semakin meningkat per tahunnya.

Pra perancangan pabrik Asam Akrilat ini akan didirikan di di daerah Kecamatan Kariangau Kabupaten Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Pabrik Kimia akan beroperasi 330 hari/tahun dengan kapasitas pabrik sebesar 62.000 ton/tahun.

Bahan baku berupa gliserol dibutuhkan 13.093,5369 kg/jam. Proses produksi asam akrilat dimulai dari persiapan bahan baku, dimana bahan baku diencerkan menggunakan air hingga 40% wt. Selanjutnya tahap kedua dilakukan tahap reaksi dehidrasi membentuk senyawa akrolein dan selanjutnyadilakukan tahap reaksi oksidasi sehingga membentuk asam akrilat. Tahap terakhir asam akrilat dimurnikan hingga 99,5%. Asam akrilat dialirkan menuju tangki penyimpanan dengan laju alir massa 7828,4333 kg/jam. Kebutuhan air utilitas sebesar 46.7917,898 kg/jam dan kebutuhan listrik sebesar 3424.956 kW.

Pabrik Asam akrilat ini membutuhkan modal tetap (fixed capital investment) sebesar Rp.421 Miliar dan modal kerja (working capital investment) sebesar Rp.39 Miliar . Pabrik ini memiliki nilai POT (Pay Out Time) sebelum pajak 2,58 tahun dan sesudah pajak sebesar 3,17 tahun. BEP (Break Even Point) sebesar 52,93%, SDP (Shut Down Point) 40,09% dan IRR (Interest Rate of Return) sebesar 38,23%. Pra perancangan pabrik ini layak untuk dikaji ulang berdasarkan evaluasi ekonomi diatas.