Suku dayak punan merupakan salah satu kelompok suku dayak yang ada di Kalimantan. Suku asli kalimantan yang memiliki pola hidup berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya di wilayah hutan atau sepanjang aliran sungai. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat masih menggunakan cara tradisional seperti berladang, berburu dan meramu. Perusahaan yang membuka usaha di berbagai bidang salah satunya pertambangan batu bara yaitu PT. Berau Coal. Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial maupun lingkungan (CSR) atas dampak dari kegiatan atau aktivitas pertambangan. Salah satu program CSR adalah relokasi suku dayak punan karena wilayah yang ditempati masuk dalam area konsesi perusahaan, sehingga direlokasi ke beberapa wilayah salah satunya Kampung Sambakungan km 2 Lati, adapun tujuan dari program ini agar masyarakat tidak tertinggal dan memiliki kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan hidup khususnya pada mata pencaharian dan teknologi yang digunakan untuk bertahan hidup oleh masyarakat dayak punan pasca relokasi pemukiman. Metode penelitian ini menggunakan metodologi penelitian etnografi. Subjek penelitian ini adalah 1 perwakilan PT. Berau Coal dan 5 perwakilan masyarakat Dayak Punan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara, studi pustaka, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis domain dan taksonomi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan hidup masyarakat dayak punan pasca relokasi dari berbagai bidang seperti ekonomi (mata pencaharian) yang mulai beragam dengan tujuan agar semua kebutuhan hidup dapat terpenuhi dan teknologi yang digunakan untuk bertahan hidup pasca relokasi. Namun ada 2 KK yang mempunyai pola hidup lama yaitu berpedoman pada nenek moyang.