Indonesia termasuk negara terbesar kedua di dunia setelah China sebagai penyumbang sampah plastik ke wilayah perairan laut, Sampah-sampah tersebut berasal dari limbah rumah tangga seperti sisa makanan, air bekas cucian dan peralatan makan yang sudah tidak digunakan kembali. Penelitian ini dilakukan di salah satu objek wisata Pantai Mutiara Indah yang bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan sampah laut makro (ukuran 2,5 – 1 m). Pengambilan dan pengamatan sampah laut menggunakan adaptasi dari metodologi Shoreline Survey Metodology yaitu pengamatan dilakukan secara langsung di pesisir pantai, Proses pengambilan sampel dilakukan pada saat kondisi pantai mulai surut, sehingga pengambilan di lakukan di zona supratidal dengan menggunakan transek berukuran 100x20 meter kemudian dibagi menjadi 5 titik transek dengan ukuran 20x20 meter yang di dalamnya terdapat sub transek berukuran 5x5 meter yang di sebarkan secara acak disetiap titik transek. Jumlah sampah yang teridentifikasi di Pantai Mutiara Indah berkisar 1-88 item yang terdiri dari jenis plastik, logam, kaca, kayu, kertas dan kain. Sampah laut yang paling mendominasi pada penelitian ini adalah sampah jenis plastik dengan total 73, logam 2 item, kertas 6 item, kaca 2 item, kain 1 item, kayu 3 item. Kemudian sampah plastik juga di bagi menjadi 4 item yaitu 42 jenis fiber, 21 jenis film, 9 jenis fragmen, 1 jenis pvc. Hasil pada jenis sampah plastik, logam, kertas, kain, kaca, kayu juga memperoleh hasil yang sama dimana sig < 0,05 p=0,000, yang menunjukan perbedaan yang signifikan antara jenis sampah laut.