Diabetes merupakan masalah kesehatan yang diderita oleh lebih dari setengah miliar orang di dunia. Beberapa tumbuhan diketahui memiliki aktivitas sebagai antidiabetes salah satunya adalah melati belanda (Combretum indicum). Penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun melati belanda terhadap kadar gula darah yang disertai dengan pemeriksaan histologi pankreas mencit sejauh ini belum ditemukan. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun melati belanda terhadap kadar gula darah dan diameter pulau Langerhans mencit. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 kali ulangan dalam 6 kelompok perlakuan (K Normal: tanpa perlakuan; K-: Hanya diinduksi aloksan; K+: Aloksan + diberi Glibenklamid; P1: Aloksan + Ekstrak dosis 100 mg/kgBB; P2: Aloksan + Ekstrak dosis 200 mg/kgBB; P3: Aloksan + Ekstrak dosis 400 mg/kgBB). Tiga hari setelah diinduksi aloksan, dilakukan pengukuran kadar gula darah mencit. Kemudian diberi Glibenklamid dan ekstrak selama 20 hari setelah kadar gula darah mencit ≥120 mg/dL. Pengukuran kadar gula darah dilakukan pada hari ke 10 dan 20. Dilakukan pembedahan pada hari ke 20 untuk diambil jaringan organ pankreasnya lalu diukur diameter pulau Langerhans. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ekstrak metanol daun melati belanda memberikan pengaruh terhadap kadar gula darah dan diameter pulau Langerhans mencit. Dosis yang paling efektif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar gula darah adalah dosis 200 mg/kgBB dengan nilai 117,00± 6,66 serta terhadap diameter pulau Langerhans dengan nilai 16,82± 4,01 µm. Ekstrak metanol daun melati belanda tidak memberikan pengaruh terhadap berat badan mencit. Kata Kunci: Mus musculus, Kadar Gula Darah, Combretum indicum, Pulau Langerhans.