Setiap proyek memiliki resiko keterlambatan dari waktu rencana, hal tersebut dapat dilihat dari masalahmasalah yang terjadi. Keterlambatan penyelesaian proyek merupakan kondisi yang sangat tidak dikehendaki, karena dapat merugikan kedua belah pihak dari segi waktu dan biaya. Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana semula dapat dilakukan dengan evaluasi durasi proyek menggunakan metode CPM dan PERT, kemudian mengoptimalisasikan waktu dan biaya proyek dengan menggunakan analisis Crashing. Penelitian ini menggunakan data dari proyek Pembangunan Gedung Inspektorat Wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dan Project Evaluation and Review Technique (PERT). Alternatif percepatan yang digunakan yaitu penambahan jam kerja (lembur), mulai dari 1 jam lembur hingga 3 jam lembur. Perhitungan dimulai dengan mencari lintasan krisis menggunakan diagram CPM dan PERT. Kemudian dilakukan Crashing untuk mendapatkan Cost Slope kegiatan yang berada pada lintasan kritis, selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan biaya dan waktu yang optimum.
Dari hasil analisis diperoleh durasi pekerjaan menggunakan metode CPM diperoleh waktu selama 150 hari sementara dengan metode PERT diperoleh 3 durasi pekerjaan yaitu durasi pekerjaan paling cepat selama 144 hari dengan kemungkinan 0.10%, durasi pekerjaan paling lambat selama 162 hari dengan kemungkinan 99,62%, dan durasi paling mungkin selama 153 hari dengan kemungkinan 54,78 %. Kemudian dari hasil Crashing diperoleh waktu dan biaya optimum pada penambahan 3 jam kerja (lembur) yaitu 143 hari dengan biaya total Rp.26.346.622.372,01. Sehingga persentase percepatan waktu penyelesaian proyek adalah 4,67% dan persentase pengurangan biaya adalah 0.437%.