Di negara maju, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian, dan gejala ini pun sekarang dialami oleh negara-negara berkembang seiring dengan naiknya tingkat kepemilikan kendaraan. Keterlambatan penanganan kecelakaan sering terjadi dikarenakan keterlambatan informasi yang didapat oleh pihak rumah sakit. Berdasarkan masalah tersebut diperlukan perancangan sistem untuk mendeteksi lokasi terjadinya kecelakaan, perancangan sistem ini difokuskan pada kendaraan roda empat. Perancangan sistem ini menggunakan WEMOS D1 mini sebagai sistem utama dari perancangan sistem dan beberapa modul sensor seperti modul akselerometer, sensor getar, GPS dan GSM. Beberapa teknik pendeteksian dan sistem kontrol otomatis banyak menggunakan logika fuzzy dalam pengolahan datanya. Logika fuzzy metode Tsukamoto setiap konsekuen aturan yang berbentuk IF-THEN direpresentasikan dengan himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Berdasarkan data yang didapat, fungsi keanggotaan fuzzy terdiri dari akselerometer(X), akselerometer(Y), getaran dan status, status memiliki tiga himpunan fuzzy yaitu normal, tabrakan dan terguling. Titik koordinat kecelakaan dapat dikirimkan sebagai informasi lokasi kecelakaan. Hasil dari pengujian kondisi diam, berjalan dan mengerem masing-masingnya menggunakan 15 data pengujian didapatkan nilai MAPE sebesar 0%. Pengujian kondisi tabrakan dari hasil 15 kali pengujian didapatkan nilai MAPE sebesar 26,67% dan kondisi terguling dari hasil 20 kali pengujian didapatkan nilai MAPE sebesar 15%. Modul akselerometer digunakan untuk mengetahui nilai akselerasi dari sumbu X dan Y berdasarkan nilai gravitasi (g), sensor getar digunakan untuk mendeteksi getaran mobil, modul GPS digunakan untuk mendeteksi titik koordinat yang berisikan latitude dan longitude, modul GSM digunakan untuk mengirimkan pesan.