Desa melintang dan Desa Muara Enggelam merupakan desa rawan bencana banjir, karena posisi desa berada di atas Danau Melintang, yang menyebabkan desa ini sering terkena banjir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan masyarakat terhadap banjir danau di Desa Melintang dan Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Penilaian ketahanan masyarakat menggunakan pendekatan skoring dari variabel ekonomi, sosial dan lingkungan. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling dengan jumlah sampel 70 responden. Analisis data ketahanan menggunakan pendekatan skoring. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan masyarakat masuk kedalam kelas ketahanan sedang di kedua desa. Tingginya tingkat ketahanan masyarakat di Desa Melintang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang masyarakatnya banyak memiliki usaha sampingan dan juga berprofesi sebagai nelayan dan faktor lingkungan cenderung membuat masyarakat kurang tahan karena dominan jenis rumah adalah panggung yang dapat tenggelam dan menerima banyak kerusakan pada saat banjir terjadi. Sedangkan di Desa Muara Enggelam kurangnya tingkat ketahanan masyarakat lebih cenderung dipengaruhi oleh variabel ekonomi karena mayoritas sumber pendapatan masyarakat adalah sebagai nelayan dan hanya terdapat sedikit yang memiliki usaha sampingan, dan untuk variabel lingkungan lebih cenderung membuat masyarakat lebih tahan menghadapi banjir karena dominan jenis rumahnya adalah rumah rakit (apung) yang dapat mengikuti fluktuasi air. Dan untuk variabel sosial mempunyai pengaruh tinggi terhadap tingkat ketahanan masyarakat di kedua desa dikarenakan masyarakat pada kedua desa mempunyai ikatan keluarga, pengetahuan lokal serta pengalaman sebagai tradisi yang membuat masyarakat mudah melakukan gotong royong dan tolong menolong ketika bencana banjir terjadi. Walaupun sebagian masyarakat memiliki tingkat ketahanan sedang tetapi masyarakat tetap bertahan untuk tinggal di atas Danau Melintang sampai sekarang dan enggan untuk dievakuasi pada saat bencana banjir ekstrim sekalipun.