Nefrolitiasis atau penyakit batu ginjal adalah salah satu penyakit ginjal dimana ditemukannya sedimen yang menyerupai batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik serta sukar larut dalam urin. Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayatinya sehingga beberapa tanaman dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif penyakit batu ginjal. Salah satunya adalah daun kelor dan bawang tiwai. Daun kelor dan bawang tiwai diketahui merupakan tanaman yang kaya akan kandungan senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian seduhan kombinasi daun kelor dan umbi bawang tiwai terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro. Batu ginjal sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam seduhan lalu diinkubasi selama 3 jam pada suhu 37˚C dan diaduk setiap 15 menit selama 1 menit. Kemudian diukur kadar kalsium terlarut dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Dari hasil pengujian pada masing-masing seduhan tanaman, diperoleh kadar kalsium terlarut pada daun kelor 1% sebesar 15,000 mg/L, daun kelor 2% sebesar 32,843 mg/L mg/L, dan daun kelor 3% sebesar 47,327 mg/L. Sedangkan untuk bawang tiwai diperoleh kadar kalsium terlarut bawang tiwai 1% sebesar 2,888 mg/L, bawang tiwai 2% sebesar 6,872 mg/L, dan bawang tiwai 3% sebesar 13,795 mg/L. Hasil pengujian dari masing-masing seduhan dilanjutkan dengan pengujian kombinasi dengan kadar kalsium terlarut tertinggi yaitu 3% dengan perbandingan daun kelor : bawang tiwai (75%:25%), (50%:50%), dan (25%:75%). Pada pengujian kombinasi diperoleh kadar kalsium terlarut pada perbandingan (75%:25%) sebesar 105,317 mg/L, perbandingan (50%:50%) sebesar 62,708 mg/L, dan perbandingan (25%:75%) sebesar 45,651 mg/L. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi seduhan daun kelor dan bawang tiwai dapat meluruhkan kalsium batu ginjal secara in vitro dan kombinasi daun kelor dan bawang tiwai dengan perbandingan (75%:25%) merupakan konsentrasi terbaik dalam meluruhkan kalsium batu ginjal.