Pandemi COVID-19 menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang juga diikuti oleh infodemi. Berkembangnya infodemi didukung dengan adanya kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Kemajuan ini memengaruhi cepat dan pesatnya penyebaran suatu informasi di masyarakat. Masyarakat dapat dengan sangat mudah mengakses berbagai macam informasi COVID-19. Namun, tidak semua informasi yang diterima oleh masyarakat berisikan fakta, ada sebagian dari informasi tersebut berisi hoaks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hoaks vaksin COVID-19 dengan sikap masyarakat pada program vaksinasi. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan secara daring di Samarinda dengan voluntary response sampling. Kuesioner penelitian disebar melalui berbagai media sosial dengan besar sampel minimal sebanyak 147 responden. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank, uji Mann-Whitney, dan ujiKruskal-Wallis dengan tingkat kepercayaan 95%. Pada analisis statistik didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan hoaks vaksin COVID-19 dengan sikap masyarakat pada program vaksinasi (p < 0,001). Selain itu, didapatkan juga bahwa mereka yang berusia > 35 tahun (p = 0,011), berpendidikan terakhir di perguruan tinggi (p < 0,001), dan sudah menikah (p = 0,001) tidak setuju dengan program vaksinasi COVID-19. Pada karakteristik jenis kelamin (p = 0,076) dan riwayat positif COVID-19 (p = 0,702) tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan hoaks vaksin COVID-19 dengan sikap masyarakat pada program vaksinasi.