Latar Belakang: Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa hanya 1 persen masyarakat yang bertemu dengan PLKB untuk mendiskusikan tentang Keluarga Berencana, sedangkan pelayanan KB merupakan pelayanan keberlanjutan yang meliputi pendidikan kesehatan, konseling dan pelayanan penggunaan kontrasepsi, ketersediaan sarana prasarana dan keterjangkauan pelayanan KB merupakan faktor pendukung pengguna kontrasepsi. Hal ini juga dapat di lihat dari kinerja Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) belum pernah di lakukannya evaluasi secara spesifik yang berkaitan dengan faktor psikologi dan faktor organisasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional dan menggunakan rancangan Cross Sectional. Variable independen penelitian ini adalah persepsi terhadap imbalan, motivasi kerja dan kepemimpinan dan variable depende penelitian ini adalah kinerja PLKB. Penelitian ini berlokasi di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda. Populasi sampel penelitian ini adalah seluruh PLKB di Kota Samarinda yang berjumlah 25 Orang. Sampel yang di gunakan seluruh populasi dengan menggunakan teknik Total Sampling.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja PLKB berkategori baik (72%) pada DPPKB di Kota Samarinda faktor psikologi yaitu persepsi terhadap imbalan dalam kategori kurang (60%), motivasi kerja dalam kategori kurang (92%) dan faktor organisasi yaitu kepemimpinan dalam kategori kurang (88%).Hasil analisis dalam penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara persepsi terhadap imbalan (pvalue=0,561) dan kepemimpinan (p-value=0,276) dengan kinerja PLKB dan terdapat hubungan antara motivasi kerja (p-value=0,014). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja Petugas Lapangan Keluarga Berencana dan tidak ada hubungan antara persepsi terhadap imbalan dan kepemimpinan dengan kinerja Petugas Lapangan Keluarga Berencana di Kota Samarinda.