SUROTO HS, Fisikokimia, Bioaktivitas Dan Teknik Pengurangan Kadar Air Madu Kelulut (Heterotrigona itama) Dari Hasil Budidaya Beberapa Daerah Di Kalimantan Timur (Di Bawah Bimbingan Enos Tangke Arung, Irawan Wijaya Kusuma dan Bernatal Saragih).
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) salah satunya adalah madu. Lebah madu tanpa sengat (Trigona sp) atau kelulut memiliki banyak jenis, satu diantaranya adalah Heterotrigona itama. H. itama saat ini banyak yang sudah dibudidayakan baik itu hanya sekedar hobi, selingan dan komersial. Beberapa daerah di Kalimantan Timur yang telah melakukan budidaya H.itama secara komersial adalah Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Paser, Sangata, Bontang, Berau dan Tarakan. Dalam penelitian ini sampel madu H. itama di ambil dari 5 (lima) daerah hasil budidaya yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Penajam Paser Utara dan Paser.
Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan meliputi : 1. Pengambilan sampel madu H. itama dari 5 (lima) daerah hasil budidaya di Kalimantan Timur yaitu : Samarinda (Rimbawan dalam) kelurahan tanah merah, Kutai Kartanegara (Desa Buana Jaya) Kecamatan Tenggarong Seberang, Balikpapan (Kelurahan Sungai Merdeka), Penajam Paser Utara (Penajam) dan Paser (Desa Saing Prupuk). 2.Analisa sampel madu untuk parameter fisikokimia, fitokimia, bioaktivitas dan bee polen. 3. Pengurangan kadar air madu. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Analisis fisikokimia, polen pada sarang dan pada madu H. itama; 2. Analisis bioaktivitas madu H. itama; 3. Analisis teknik pengurangan kadar air madu H. itama dan analisis kimia (kadar gula pereduksi, kadar sukrosa dan kadar abu)
Lima sampel madu H. itama dari 5 (lima) daerah hasil budidaya di Kalimantan Timur dilakukan analisa fisikokimia, fitokimia, bioaktivitas, serbuk sari (Bee Pollen) dan pengurangan kadar air. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), untuk mengetahui adanya pengaruh nyata sampel madu H. itama dari 5 (lima) daerah hasil budidaya menggunakan analisi sidik ragam pada taraf 5% dan jika ada pengaruh nyata maka di lakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. Rerata data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisika aroma 5 daerah asal madu H. itama memenuhi SNI:8664:2018:Madu (madu lebah tanpa sengat) yaitu khas aroma madu. Ke 4 daerah (Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, dan Kabupaten Paser) asal madu H. itama memenuhi syarat SNI:8664:2018 yaitu khas rasa dan warna madu. Sifat kimia kadar gula perduksi, sukrosa, kadar abu, logam berat (Pb, Cd, Hg dan As) memenuhi syarat SNI:8664:2018:Madu (madu lebah tanpa sengat) yaitu 55%, 5%, 0,5%, Pb maks. 1,0 mg/kg, maks. 0,2 mg/kg, maks. 0,03 mg/kg dan maks.1,0 mg/kg. Kadar air 30,80%-33,6% madu H. itama dari 5 daerah (Tidak memenuhi syarat SNI:8664:2018:Madu). pH 2,77- 3,20 dan Total Padatan Terlarut (TPT) 67,23%-69,77%. Jenis polen yang terdapat pada sarang lebah mempunyai kemiripan-hingga sama dengan polen yang terdapat pada madu. Adanya perbedaan spesies tumbuhan yang menghasilkan polen pada sarang lebah dan madu H. itama dari 4 (empat) daerah. Terdapat senyawa aktif flavonoid, kumarin sebagian alkaloid dan tanin tapi tidak terdapat senyawa triterpenoid, steroid dan karotenoid. Aktivitas antioksidan IC50 (43.54%-71.27%) kategori sangat kuat-kuat. Aktivitas penghambatan terhadap S. aureus (9.89 mm-18.44 mm) dan E. coli (9.44 mm-19.11 mm) kategori sedang-kuat. Kadar air madu H. itama dapat diturunkan hingga 7,9% (kadar air madu awal 31,40%, kadar air madu akhir 23,5%). Sifat kimia kadar gua pereduksi 70,84%- 73,59%, kadar sukrosa 2,86%-4,12% dan kadar abu 0,19%-0,32% setelah dilakukan pengurangan kadar air memenuhi syarat SNI:8664:2018:Madu (madu lebah tanpa sengat) yaitu 55%, 5%, 0,5%.