ABSTRAK Ryantie Lathifah Ramadhani, 2016. Strategi Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Penanganan stress Akademik Siswa Kelas IX SMK Negeri 16 Samarinda. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman. Penelitian ini dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Zaenab Hanim HAM, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Andi Wahyu Irawan, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing II. Penelitian ini dilatar belakangi karena adanya permasalahan stress akademik. Ditandai dengan perilaku suka membolos pada saat pembelajaran daring, siswa merasa bosan pada saat pembelajaran tidak memiliki motivasi untuk belajar, suka bermain games online, sehingga lupa waktu sampai larut malam yang mengakibatkan siswa bangun terlambat, dan sering absen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengdeskripsikan strategi guru Bimbingan dan Konseling dan faktor penghambat dalam penanganan stress akademik siswa kelas XI SMK Negeri 16 Samarinda. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari guru BK, kepala sekolah, dan siswa. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi kepada 3 informan dengan menggunakan Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi guru BK dalam penanganan stres akademik siswa: a) melakukan pendekatan-pendekatan pribadi; b) memberikan materi berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi saat ini; c) melakukan konseling individu; d) bimbingan kelompok; e) bimbingan klasikal; dan f) home visit. faktor penghambat dalam penanganan stres akademik siswa: a) terkendalanya jaringan; b) tidak bertatap muka langsung; c) orangtua yang pasif; d) kemampuan guru bimbingan dan konseling yang masih kurang; e) fungsi bimbingan dan konseling masih belum dipahami oleh siswa dan orangtua, f) waktu pelaksaanaan pelayanan masih kurang, g) siswa yang tidak dapat terbuka; h) pendekatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling masih sangat kurang; i) sarana dan prasarana yang masih bergabung dengan unit kesehatan siswa; j) siswa yang merasa tidak memiliki masalah; k) siswa pasif pada saat guru bimbingan dan konseling memberikan layanan; dan l) rumah siswa yang jauh pada saat dilakukan home visit.