DWI MARYADI. Studi Kehadiran Burung untuk Pengembangan Ekowisata Birdwatching di Kawasan KPHP Meratus Kabupaten Kutai Kartanegara (dibimbing oleh Albert Laston Manurung dan Yaya Rayadin). Pengamatan burung atau Birdwatching merupakan salah satu teknik pendidikan konservasi yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi burung di alam terlebih penelitian ini dilakukan pada wilayah perencanaan Ibu Kota Negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kehadiran dan status konservasi jenis burung. Penelitian ini dilakukan di Meratus Outbound Training Advanture di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Meratus, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode yang digunakan adalah metode Pengamatan langsung dan Penangkapan menggunakan jala kabut (mist net) dengan membuat 2 jalur pengamtan, 4 titik pemasangan jala kabut (mist net) dan 6 titik pengamatan langsung pada jalur pengamatan. Hasil penelitian ini terdapat 49 jenis burung yang tergabung dalam 23 famili, 6 jenis didominasi oleh famili Cuculidae, 4 jenis dari famili Cisticolidae, famili Pellorneidae dan famili Pynonotidae, 3 jenis lagi dari famili Bucerotidae dan famili Megalaimidae. Jenis-jenis burung yang masuk dalam status konservasi dan status dilindungi terdiri dari 10 jenis diantaranya jenis-jenis burung yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 tahun 2018. Selain itu terdapat 3 jenis yang masuk dalam tingkatan Rentan (Vulnerable), 10 jenis Hampir Terancam (Near Threatened) dan 36 jenis burung yang masuk dalam tingkatan Resiko Rendah (Least Concern) menurut IUCN Red List. Sedangkan menurut CITES terdapat 4 jenis burung yang masuk dalam kelompok Appendiks II. Sehingga Kawasan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Meratus khususnya area wisata Meratus Outbound Training Adventure sangat cocok untuk pengembangan ekowisata birdwatching karena masih terdapat berbagai jenis burung yang sangat menarik dari segi warna dan kicauannya.