Jalan P. M. Noor merupakan Jalan Nasional yang menghubungkan Kota Samarinda dan Kota Bontang. Secara fungsi jalan P. M. Noor merupakan jalan arteri primer yang artinya jalur yang penting untuk angkutan barang dan penumpang. Sehingga jalan di usahakan sebisa mungkin dalam kondisi mantap. Kemantapan jalan dapat di ukur dengan metode PCI dan metode Lendutan Balik. Identifikasi kerusakan jalan metode PCI dilakukan secara visual sedangkan metode Lendutan Balik menggunakan alat Benkelman Beam untuk mengukur lendutan yang terjadi pada perkerasan jalan.

Pengumpulan data dilakukan dengan survei primer dan survei sekunder. Data kerusakan jalan untuk metode PCI di lakukan dengan survei primer. Data sekunder yaitu data lendutan dan tebal perkerasan diperoleh dari P2JN sedangkan data LHR tahun 2019 diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Samarinda. Analisis metode Lendutan Balik mengacu pada peraturan Pd T-05-2005-B, sedangkan Analisis metode PCI mengacu pada ASTM D6433.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh Persentase jenis kerusakan adalah retak kulit buaya sebesar 1,42%, kegemukan sebesar 0,63%, keriting sebesar 0,31%, amblas sebesar 0,47%, retak pinggir sebesar 4,35%, retak memanjang sebesar 5,26%, tambalan sebesar 35,19%, pengausan aggregat 10,3%, lubang sebesar 1,45%, alur sebesar 16,5%, jembul sebesar 2,43% dan pelepasan butir sebesar 0,56%. Nilai PCI tertinggi yaitu pada segmen 5 adalah 74 dengan ratting very good sedangkan nilai PCI terendah yaitu pada segmen 2 adalah 12 dengan ratting very poor, Nilai PCI rata – rata semua segmen adalah 41 dengan ratting fair. Perawatan perkerasan dengan umur 5 tahun menggunakan metode lendutan balik dengan alat Belkenman Beam pada bagian/segmen 3 (sta. 0+500 s/d 0+600) membutuhkan perbaikan struktural (overlay) sebesar 5,3 cm dan pada bagian/segmen 4 (sta. 0+700 s/d 0+900) sebesar 6,2 cm, untuk bagian/segmen lain yang mengalami kerusakan dapat dilakukan penanganan perbaikan permukaan tergantung jenis kerusakannya.