Permasalahan yang seringkali terjadi dalam pembelian bahan baku bagi home industry ialah bagaimana mengadakan persediaan bahan baku yang tepat agar tidak menimbulkan dana yang di investasikan pada bahan baku berlebih dan kelancaran proses produksi tidak terganggu. Dengan menerapkan suatu kebijakan manajemen biaya persediaan dapat ditekan seminimal mungkin. Meminimumkan biaya persediaan dapat ditekan menggunakan analisis “Economic Order Quantity” (EOQ).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan cara observasi dan wawancara di UD. Subur Jaya Mebel kemudian membandingkan antara kebijakan perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan dinilai belum efisien, karena kebijakan dari perusahaan mengakibatkan pengeluaran biaya yang lebih besar yaitu Rp.51.635.560,83 sedangkan dengan penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ), perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp.11.556.558,27. Dengan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ), perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp.40.079.002,56. Penghematan biaya tersebut didapat dari meminimalkan total biaya persediaan, dimana dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) akan mengoptimalkan kuantitas pembelian menjadi lebih besar dan frekuensi pemesanan menjadi lebih rendah dari kebijakan perusahaan, sehingga terjadi penghematan biaya pemesanan. Biaya yang tadinya dikeluarkan karena pemesanan bahan baku yang berlebih dapat diefisienkan dengan memesan bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi.