Penelitian terkait analisis perbandingan sensor suhu LM35, TMP36, DHT22 dan SHT21 dalam mendeteksi suhu ruangan dilakukan guna memudahkan peneliti dan pengembang dalam menentukan sensor suhu mana yang paling baik dalam mengukur suhu ruangan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui selisih absolut, kualitas dan performa dari sensor suhu LM35, TMP36, DHT22 dan SHT21 dengan membandingkan dengan thermometer digital. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode repeatability, untuk menghitung akurasi dan presisi sensor dalam melakukan pengujian kalibrasi sensor dengan melakukan percobaan selama 10 (sepuluh) menit di 30 (tiga puluh) ruang kelas. Analisis confusion matrix dilakukan untuk melihat performansi sensor suhu LM35, TMP36, DHT22 dan SHT21 dalam pembacaan suhu ruangan, dengan melakukan percobaan 5 (lima) kali setiap 30 (tiga puluh) ruang kelas di Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Dimana sensor DHT22 memiliki kualitas yang baik dengan rata-rata nilai rata-rata kesalahan mutlak yang relatif kecil sebesar 1,0°C dengan persentase ratarata ketidakpastian akurasi sebesar 3,6%, yang berarti nilai rata-rata akurasi sensor DHT22 adalah 96,4% dan nilai presisi sebesar 2,3. Pada percobaan dalam melihat performansi setiap sensor didapatkan hasil bahwa sensor LM35 memiliki performa yang baik dengan memiliki nilai presisi 17%, recall 88% dengan perbandingan rata-rata harmonik presisi dengan recall (F Measure) 29%. Namun sensor LM35 memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah jika dibanding dengan sensor TMP36 yaitu 28%. Dapat disimpulkan dari keseluruhan performansi sensor suhu LM35 memiliki nilai presisi, recall dan f measure yang baik dalam mengukur suhu ruangan. Hasil yang berbeda jika dibandingkan dengan perhitungan kesalahan mutlak dan presisi. Hal ini dapat terjadi karena perhitungan confusion matrix sangat mempertimbangkan parameter kondisi ruangan yang dijadikan bahan pengujian.