Walet adalah satu diantara produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Produk ini merupakan sumber daya hayati yang memiliki nilai ekonomi yang tergolong sangat tinggi. Terdapat sebanyak 47 masyarakat di Desa Apung menjalankan usaha budidaya sarang burung walet, sehingga hal ini menarik untuk diketahui besaran kontribusi pendapatan yang dihasilkan dari usaha tersebut baik bagi pengusahanya maupun bagi masyarakat desa. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui besar kontribusi yang dihasilkan dari usaha budidaya sarang burung walet serta kendala apa saja yang dihadapi masyarakat dalam mengelola usaha tersebut. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel dengan cara sampling jenuh atau sensus yang digunakan untuk mewawancarai seluruh pengusaha sarang burung walet yaitu sebanyak 47 responden. Sementara responden lainnya diambil sebanyak 30 rumah tangga yang ditentukan secara purpossive sampling dengan kriteria 15 sampel berpendapatan tinggi dan 15 sampel berpendapatan rendah. Sampel-sampel ini digunakan untuk mendapatkan besaran pendapatan masyarakat Desa Apung. Semua data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian telah menunjukkan, bahwa kontribusi hasil usaha sarang burung yang diperoleh pengusaha terhadap pendapatan rumah tangganya sebesar 34%, sementara besarnya kontribusi usaha sarang burung walet terhadap pendapatan masyarakat Desa Apung sebesar 2,3%. Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengusahakan sarang burung walet di Desa Apung adalah gangguan berupa hama.