Latar Belakang: di indonesia jumlah penderita febris dilaporkan lebih tinggi angka kejadiannya dibandingkan dengan negara-negara lain yaitu sekitar 80-90%, dari seluruh febris yang telah dilaporkan merupakan febris sederhana. Kondisi Kalimantan Timur mendukung penyebaran infeksi Demam tifoid. Pada kota samarinda faktor resiko ini lebih meningkat karena kota Samarinda merupakan kota terpadat di Kalimantan Timur (20.47%) serta persentase rumah tangga ber – PHBS nya yang masih terhitung rendah dibandingkan dengan kota lainnya (Samarinda 56%, Balikpapan 73%, Mahulu 81%). Kompres bawang merah adalah satu terapi yang dapat menurunkan suhu tubuh yang dilakukan menggunakan metode inovasi yaitu salah satunya dengan kombinasi bawang merah yang mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine Sulfoxide (Alliin).
Tujuan : Untuk mengetahui suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan kompres bawang merah
Metode : Pada penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan dilakukannya studi kasus metode deskriptif ini adalah pelaksana dapat memperoleh data-data yang akurat dan tepat mengenai masalah Demam sehingga pelaksana dapat menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah demam yang diderita balita.
Hasil : Suhu tubuh sebelum kompres bawang merah pada P1 38,3°C (demam) setelah kompres bawang merah mengalami penurunan menjadi 37,8°C dikategorikan ( demam) dan P2 sebelum kompres bawang merah 37,7 °C dikategorikan ( demam) setelah kompres bawang merah mengalami penurunan menjadi 36,5°C. ( normal ).
Kesimpulan : Terdapat penurunan suhu tubuh dengan masalah Demam setelah pemberian kompres bawang merah.