Perkembangan kecacatan stroke iskemik dimulai dari impairment (kecacatan), disability (disabilitas) dan handicap (terganggunya kualitas hidup). Impairment merupakan titik penting untuk mencegah perburukan defisit neurologis. Penanganan yang tepat diperlukan sedini mungkin untuk mencegah berkembangnya kecacatan. Oleh karena itu, diperlukan penanda ideal yang menggambarkan perburukan defisit neurologis yaitu mudah diakses, hasilnya cepat diketahui, aman, dan murah. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dan nilai hematokrit dengan perburukan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien stroke iskemik yang dirawat inap di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode 2019. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan 58 pasien. Data diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin (p = 0.635) dan nilai hematokrit (p = 0.866) dengan perburukan defisit neurologis pasien stroke iskemik. Tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dan nilai hematokrit dengan perburukan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.