Tempurung kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit saat pengolahan minyak. Untuk mengurangi bertambahnya limbah tersebut maka dilakukan inovasi pembuatan paving block dengan bahan tambah tempurung kelapa sawit. Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air serta agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah tempurung kelapa sawit terhadap pembuatan paving block dengan agregat halus berupa pasir Mahakam. Perbandingan semen dan pasir yang digunakan pada penelitian ini yaitu 1 : 4 dan faktor air semen (FAS) sebesar 0,5 dengan metode pengujian berdasarkan SNI 03-0691-1996, sedangkan variasi penambahan tempurung kelapa sawit yang digunakan yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12% dari berat volume benda uji. Pembuatan benda uji berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm sebanyak 56 buah untuk 7 variasi, dimana untuk setiap variasinya terdiri dari 8 benda uji dengan rincian 5 untuk pengujian kuat tekan dan 3 untuk pengujian daya serap air. Pengujian kuat tekan beton akan dilakukan setelah paving block berumur 28 hari.

Dari hasil pengujian yang dilakukan maka didapatkan hasil kuat tekan yaitu pada variasi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12% berturut-turut sebesar 9,60 Mpa, 15,10 Mpa, 16,06 Mpa, 13,72 Mpa, 12,10 Mpa, 11,37 Mpa, dan 9,34 Mpa, sedangkan untuk pengujian daya serap air diperoleh nilai berturut-turut sebesar 6,92%, 8,34%, 9,88%, 10,74%, 11,59%, 12,89%, dan 14.10%. Berdasarkan hasil tersebut maka penambahan limbah tempurung kelapa sawit terhadap pembuatan paving block dengan perbandingan 1 : 4 : 0,5, maka dapat disimpulkan bahwa hanya pada variasi penambahan 0%, 2%, serta 4% yang memenuhi syarat berdasarkan SNI 03-0691-1996 dan termasuk mutu D yaitu biasa digunakan untuk penggunaan taman.