Buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral penting, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, akan tetapi produksi buncis mengalami fluktuasi akibat berkurangnya luas lahan penanaman. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga stabilitas produksi tanaman buncis diantaranya dengan pemberian pupuk. Salah satu pupuk yang bisa dipakai adalah pupuk hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), yang mengandung unsur hara, hormon, dan mikroorganisme yang berguna bagi pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: pengaruh PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak dan konsentrasi PGPR yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman buncis tegak. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai dengan Maret 2021 di Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), merupakan percobaan faktor tunggal, yaitu konsentrasi PGPR, terdiri atas empat perlakuan dengan 10 kelompok. Perlakuan-perlakuan tersebut terdiri atas 0; 10; 20; dan 30 mL PGPR L-1 . Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf nyata 5%. Analisis regresi polinomial ortogonal dan korelasi dipakai untuk menentukan hubungan antara bobot polong segar dengan konsentrasi PGPR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi PGPR berbeda nyata terhadap umur berbunga, umur panen, panjang polong, bobot polong , dan jumlah cabang primer, sedangkan tinggi tanaman dan jumlah polong berbeda tidak nyata. Perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik pada semua variabel adalah 20 mL PGPR L-1 . Hasil analisis regresi polinomial ortogonal dan korelasi terhadap hubungan bobot polong buncis dengan konsentrasi PGPR konsentrasi PGPR diperoleh kurva berbentuk parabola kuadratik dengan persamaan regresi dugaan