Indonesia dikenal sebagai negara yang masyarakatnya bersifat pluralisme, namun tidak terlepas dengan adanya konflik ras, suku dan agama terjadi ditengah masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut Pemerintah Kota Samarinda meresmikan Kelurahan Sindang Sari sebagai kampung toleransi pada tahun 2019. Selama program kampung toleransi berjalan, adanya pendekatan komunikasi yang dilakukan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Kementerian Agama kepada pemuka agama Kelurahan Sindang Sari Kota Samarinda.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis komunikasi yang dilakukan secara persuasif dalam menyampaikan program kampung toleransi kepada pemuka agama kelurahan sindang sari. Penelitian ini mengambil sumber data menggunakan metode Everett M. Rogers untuk mengetahui opinion leader atau pemuka agama sekitar masyarakat beserta FKUB dan Kemenag, dalam penelitian ini peneliti menganalisis komunikasi persuasif program kampung toleransi menggunakan unsur-unsur komunikasi persuasif, sesuai dengan pendapat Soemirat dan Suryana (2018:2.25) yakni Persuader, Persuadee, Persepsi, Pesan Persuasif, Saluran persuasif, Umpan balik dan Efek, untuk melihat efektif proses komunikasi secara persuasif yang telah dilakukan
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses komunikasi persuasif dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama dan Kementerian Agama cukup ideal dalam memberikan pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pemuka agama melalui berbagai sosialiasi yang telah dilakukan. Sebab pemuka agama dipandang sebagai khalayak sasaran yang tepat sebagai penerus sebuah isi pesan toleransi pada masyarakat sindang sari. Para pemuka agama telah menyampaikan pesan toleransi kepada tiap pengikut atau masyarakat sindang sari, namun setelah berbagai pembinaan program kampung toleransi, para pemuka agama belum maksimal menjalankan program atau gebrakan baru agar predikat kampung toleransi tidak hanya sebuah peresmian.