Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular penyebab utama 10 penyebab kematian tertinggi yang menjadi perhatian dunia dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara karena masuk 3 besar kasus tertinggi di Kalimantan Timur. Pemetaan tingkat risiko penyakit terhadap suatu wilayah merupakan salah satu upaya pencegahan dan pengendalian TB. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis secara spasial kejadian TB berdasarkan faktor epidemiologi dan geografis menggunakan parameter kepadatan penduduk, cakupan kunjungan pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan dan cakupan imunisasi BCG. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan geographical epidemiology. Sampel penelitian menggunakan total sampling population yaitu seluruh kasus di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2017-2020. Hasil penelitian menunjukkan distribusi kasus TB tertinggi terdapat di Kecamatan Tenggarong dan terendah di Kecamatan Muara Wis, sebagian besar terjadi pada laki-laki, berusia ≥15 tahun, kepadatan penduduk kurang padat, cakupan kunjungan pelayanan kesehatan tinggi, jumlah tenaga kesehatan masyarakat telah memenuhi standar minimal dan cakupan imunisasi BCG rendah. Kejadian TB tinggi terdapat di wilayah Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Samboja dan Muara Muntai. Kejadian TB sedang terdapat di wilayah Kecamatan Loa Janan, Loa Kulu, Muara Kaman, Kembang Janggut, Muara Jawa, Anggana, Kenohan dan Sanga-sanga. Kejadian TB rendah terdapat di wilayah Kecamatan Muara Wis, Tabang, Marangkayu, Muara Badak, Kota Bangun dan Sebulu. Peningkatkan pencegahan dan pengendalian kejadian TB ditekankan pada kondisi permasalahan wilayah masing-masing seperti pemenuhan cakupan imunisasi BCG yang masih rendah. Keterlibatan pemerintah dalam alokasi sumber daya dan pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi angka kejadian kasus TB.