Dampak dari COVID-19 mempengaruhi seluruh sektor termasuk sektor pendidikan yang dimana baik pelajar dan pengajar harus bisa beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru yaitu Belajar Dari Rumah (BDR) dengan sistem online ini berpotensi membuat siswa mengalami kecemasan yang berat karena dari berbagai faktor seperti sulit memahami materi, keterbatasan internetdi suatu wilayah, sulit mengerjakan tugas dan berbagai kendala lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengalaman kecemasan pada siswa Belajar Dari Rumah (BDR) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik random sampling sebanyak 257 siswa SMAN Tenggarong. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian survey analitik dengan desain cross sectional telah dilakukan terhadap 257 orang sampel siswa pada SMA Negeri Tenggarong yang diambil dengan teknik simple random sampling 771 total populasi. Variabel dependen pada penelitian iniadalah kecemasan dan variabel independent pada penelitian ini adalah kesulitan memahami materi, ketersediaan dan kondisi jaringan internet, kesulitan mengerjakan tugas, dan kesulitan komunikasi guru dan teman. Alat ukur yang digunakan menggunakan kuisioner dengan analisis statistik menggunakan confidence interval dengan kepercayaan 95% Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan yang dialami siswa adalah kecemasan kategori normal yaitu berjumlah 182 siswa (70,8%). Uji cramers V menunjukan terdapat hubungan antara kesulitan memahami materi (p= 0,003), tugas yang sulit (p=0,01, dan kesulitan komunikasi guru dan teman (p=0,01) dengan terjadinya kecemasan. Disarankan kepada pihak sekolah untuk mengubah sistem mengajar yang monoton menjadi lebih baik agar siswa lebih nyaman dalam belajar Diharapkan sekolah dapat membuat kebijakan terhadap sistem mengajar dan membuat sistem jam konsultasi guru dan murid.