Satwa adalah bagian dari sumber daya alam yang tidak ternilai harganya sehingga kelestariannya perlu dijaga, dengan banyaknya upaya pemerintah dalam menjaga dan juga menanggulangi permasalahan satwa langka ini, masih kurang dalam mensosialisasi dan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui jenis satwa langka yang ada di Indonesia terkhusus Kalimantan Timur. Untuk itu maka akan dibuat sebuah aplikasi visualisasi Augmented Reality satwa Kalimantan Timur yang dilindungi, dengan tujuan diharapkan membantu mengoptimalkan pelestarian satwa langka oleh instansi terkait dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur, dengan cara memberikan media informasi ataupun media dalam sosialisasi satwa langka yang menjadi prioritas satwa dilindungi di wilayah kerja BKSDA provinsi Kalimantan Timur. Metode marker Augmented Reality yang digunakan adalah metode marker based tracking, penelitian ini juga menggunakan 2 metode studi yakni studi pustaka dengan mencari sumber di jurnal,buku dan internet serta studi lapangan yang langsung mendatangi kantor BKSDA Provinsi Kalimantan Timur. Hasil dari studi lapangan tersebut didapatkan 3 data satwa dilindungi yang menjadi prioritas dari BKSDA Provinsi Kalimantan Timur,dengan hasil data yang termasuk adalah Gajah Kalimantan, Badak Sumatera di Kalimantan dan Pesut Mahakam. Aplikasi ini diuji menggunakan metode black-box, Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi yang telah di kembangkan dapat menampilkan informasi satwa dilindungi dan memberikan tampilan 3D visual yang membantu pengguna dalam mengenal satwa dilindungi di Kalimantan timur lebih baik. Hasil pengujian fungsionalitas aplikasi menunjukan bahwa aplikasi dapat berjalan dengan baik dan objek dapat di munculkan pada pengujian jarak sebesar 62,5% atau 5 dari 8 standar jarak yang berhasil mendeteksi marker. Dan memindai marker pada posisi sudut tertentu ditemukan 50% standar sudut kamera yang ideal untuk memindai marker yakni kisaran 45° sampai dengan 90°. berdasarkan intensitas cahaya saat melakukan pemindaian marker, ditemukan sebesar 71,42% atau 5 dari 7 standar intensitas cahaya yang berhasil mendeteksi marker. Kata kunci : Satwa dilindungi, Augmented Reality, Kalimantan Timur.