Ketahanan keluarga merupakan proses adaptasi dengan model perilaku positif dan kemampuan fungsional dalam menghadapi segala permasalahan atau kesulitan yang terjadi dalam keluarga sehingga keluarga menjadi lebih kuat dan dapat berfungsi dengan baik setelahnya. Commuter marriage merupakan keadaan pasangan yang tidak tinggal bersama karena suatu keadaan dan memungkinkan munculnya berbagai kendala pada keluarga akibat jarak, waktu bertemu hingga keterbatasan komunikasi dengan pasangan. Kepercayaan pada pasangan merupakan interaksi yang membentuk kondisi psikologis untuk menerima pasangan dan mau mengambil risiko berdasarkan harapan yang positif dan tujuan membangun kenyamanan, berbagi perasaan, reaksi hingga menjaga kualitas hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan pada pasangan terhadap ketahanan keluarga pada anggota Polri yang menjalani commuter marriage di Polda Kaltim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 100 anggota Polri yang menjalani commuter marriage di Polda Kaltim yang dipilih dengan menggunakan Teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala likert adaptasi skala ketahanan keluarga Walsh Family Resilience Questionnare (WFRQ) dan skala kepercayaan Lewicki. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kepercayaan pada pasangan terhadap ketahanan keluarga pada anggota Polri yang menjalani commuter marriage di Polda Kaltim dengan nilai F hitung = 82.474 > F tabel = 3.94 dan nilai p = 0.000 serta memiliki konstribusi pengaruh (R2 ) sebesar 0.457 hal ini berarti 45.7% ketahanan keluarga pada anggota Polri yang menjalani commuter marriage di Polda Kaltim dapat dipengaruhi oleh kepercayaan pada pasangan.