Degradasi Sumber daya alam termasuk hutan primer merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan salah satu kampus yang memiliki arboretum didalam lingkungannya dengan kondisi tutupan lahan yang cukup baik, dan juga terdapat kategori tutupan lahan yang berbeda di kawasan terbangun tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan perbedaan suhu dan kelembapan tanah yang diukur pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 30 cm, dan 50 cm pada tiga lokasi dengan tutupan lahan yang berbeda (arboretum, kawasan terbangun, dan lahan terbuka berlereng) di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pengukuran suhu dan kelembapan tanah dilakukan pada tiga waktu (pagi hari pukul 07.00-08.00 WITA, siang hari pukul 12.00-13.00 WITA, dan sore hari pukul 16.00-17.00 WITA) selama 30 hari dengan menggunakan alat Environment meter. Suhu tanah rataan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 30 cm, dan 50 cm yang terukur di arboretum dengan kisaran 27,2- 26,0°C, kawasan terbangun berkisar 29,3-28,1°C, dan lahan terbuka berlereng berkisar 30,3-29,0°C. Kelembapan tanah rataan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 30 cm, dan 50 cm di lahan arboretum berkisar 88,8-90,7%, kawasan terbangun berkisar 73,1-76,1%, dan lahan terbuka berlereng berkisar 71,1-74,0%. Hasil uji one way Anova menunjukkan bahwa ada perbedaan antara suhu tanah pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 30 cm, dan 50 cm pada tiga tutupan lahan berbeda (arboretum, kawasan terbangun, dan lahan terbuka berlereng). Informasi tentang suhu dan kelembapan tanah pada kedalaman berbeda dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan tanah pada tutupan lahan berbeda umumnya dan khususnya pada lahan yang berada di Politeknik Negeri Samarinda.