Mima Tri, Analisis Biaya Produksi Gubal Gaharu di Kelurahan Rempanga Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Dibawah bimbingan Bernaulus Saragih dan Syahrir Yusuf).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis budidaya gaharu dengan siklus 15 tahunan yang membutuhkan modal cukup besar yaitu mencapai Rp. 1.032.752.000,- selama 15 tahun dan dengan total penghasilan yang diperoleh sampai dengan tahun ke-15, yaitu Rp. 1.812.000.000,-. Keuntungan bersih yang diperoleh adalah Rp. 780.248.000,-. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa arus kas (Cash Flow) usaha perkebunan gaharu dapat menghasilkan analisis finansial dan layak untuk dibudidayakan hingga tahun ke-15 dengan Discount Factor (DF) 6%. Dimana nilai NPV adalah Rp. 12.800.000,- dengan Benefit Cost Ratio Rp. 1,02 dan IRR 8,92%. Sedangkan pada tingkat bunga 10% usaha perkebunan gaharu tidak layak untuk dijalankan, hal ini dikarenakan pada tingkat bunga 10% NPV negatif yaitu -Rp. 220,500,000, dengan Benefit Cost Ratio < 1 yaitu 0,67. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan pada DF 6% memberikan nilai NPV > 0 dan Benefit Cost Ratio > 1 yang menunjukkan bahwa usaha budidaya gaharu layak. Dan pengujian lebih lanjut dari nilai IRR diketahui memberikan tingkat suku bunga atau IRR>SDR. Dari ketiga kriteria perhitungan investasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa budidaya gaharu seluas 4 hektar dengan menggunakan tanaman sela pepaya dan menggunakan siklus usaha 15 tahun adalah layak. Keuntungan yang diperoleh tergolong sangat besar karena modal untuk pembelian tanah termasuk dalam analisis mendalam biaya sebagai biaya sedangkan nilai tanah pada akhir siklus atau tahun ke-15 tidak termasuk dalam perhitungan. Jika perhitungan dilakukan dengan memasukkan nilai jual tanah, menurut pemilik tanah, nilai jual tanah per hektar saat penelitian telah mencapai Rp.200.000.000 per hektar. Dengan memasukkan harga jual tanah di akhir siklus, dipastikan nilai BCR, NPV dan IRR akan memberikan kelayakan finansial yang lebih.