Munculnya permasalahan dari salah satu siswa broken home yang memiliki catatan kurang baik yang mengakibatkan siswa tersebut tidak naik kelas dan memilih untuk pindah sekolah. Tentu hal ini menjadi sebuah permasalahan yang harus ditangani oleh pihak sekolah terkhususnya guru bimbingan dan konseling yang sangat berperan serta dalam membantu perkembangan dan meningkatkan kematangan emosional siswa, menangani siswa terkhususnya yang berasal dari broken home diperlukannya suatu strategi khusus. Penelitian ini bertujuan untuk 1)mendeskripsikan kematangan emosional siswa broken home, 2) mendeskripsikan strategi guru BK dalam meningkatkan kematangan emosional broken home, dan 3) mendeskripsikan kendala guru BK dalam meningkatkan kematangan emosional siswa broken home. Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi kepada 5 informan dengan menggunakan trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa strategi guru BK melalui layanan konsultasi dan konseling individual dapat membantu meningkatkan kematangan emosional siswa broken home. Kemudian kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kematangan emosional dari dua orang siswa broken home dan satu diantaranya belum memiliki kestabilan emosi secara matang, Strategi guru BK menggunakan konsultasi dan konseling individual dapat membantu meningkatkan kematangan emosional siswa broken home walaupun terdapat kendala guru BK yaitu padatnya kegiatan disekolah yang menyebabkan masih kurang optimal dalam memberikan layanan kepada siswa yang berasal dari keluarga broken home.