Ekosistem mangrove memiliki potensi dalam peningkatan serapan karbon terkait upaya mitigasi perubahan iklim global yang dikenal sebagai blue carbon,yaitu kawasan yang mampu menyimpan karbon di dalam biomasa dan tanah dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk menduga simpanan karbon tanah pada tiga lokasi berbeda di Delta Mahakam yakni mangrove alami di sempadan sungai, mangrove alami bekas tambak, dan areal rehabilitasi mangrove bekas tambak. Pengambilan data penelitian menggunakan jalur transek dengan panjang 125 m, dengan 3 titik lokasi pengambilan sampel yang mewakili panjang jalur transek. Setiap titik sampel tanah diambil pada tiga kedalaman berbeda yakni 0-50 cm, 50100 cm,dan100-150 cm.Sampel tanah yang dibor kemudian dimasukan kedalam ring sampel, dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis persentase kandungan karbonya. Hasil penelitian menunjukan total kerapatan lindak terbesar terdapat di areal rehabilitasi mangrove bekas tambak 8,64 gr/cm3, diikuti mangrove alami sempadan sungai 7,67 gr/cm3 , dan terkecil terdapat di mangrove alami bekas tambak 7,16 gr/cm3. dengan total kerapatan lindak pada ketiga lokasi 23,47 gr/cm3. Total karbon tanah di ketiga lokasi sebesar 2189 ton/ha. Dengan total simpanan Karbon tanah terbesar terdapat di areal rehabilitasi mangrove bekas tambak 1120 ton/ha, diikuti mangrove alami sempadan sungai 686 ton/ha, dan terkecil terdapat di mangrove alami bekas tambak 383 ton/ha. Uji analisis faktorial menunjukan bahwa Fhit memiliki nilai yang lebih besar di banding F0.05 dan F0.01, sehingga padanilai uji anova diketahui perbedaan lokasi mempengaruhi nilai simpanan karbonsecara signifikan. dibandingkan dengan perbedaan kedalaman yang memiliki nilaiFhit lebih kecil dari F0.05 dan F0.01, sehingga perbedaan kedalaman tidak memberikan pengaruh terhadap nilai simpanan karbon.