Pasien COVID-19 yang kian melonjak dimasa pandemi COVID-19 menghasilkan banyak limbah medis yang berasal dari rumah sakit besar di seluruh Indonesia terutama rumah sakit rujukan COVID-1, hal ini banyak mengakibatkan dampak negatif di sekitarnya. Gangguan ini dapat berakibat kepada masyarakat dan para pekerja di sekitar lokasi rumah sakit karena penyebaran virus yang sangat mudah, adapun permasalahan lain meliputi peraturan yang tidak ditaati oleh para petugas, kurang tepatnya sistem pengelolaan dan masih kurangnya edukasi untuk para petugas pengelola limbah medis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan limbah padat medis pada rumah sakit yang ada di Indonesia berdasarkan kajian literatur, mengetahui hasil evaluasi dari sistem pengelolaan limbah padat medis pada rumah sakit yang ada di Indonesia berdasarkan kajian literatur dan memberikan rekomendasi pengelolaan yang akan diberikan kepada sistem pengelolaan limbah padat medis pada rumah sakit yang ada di Indonesia.
Pengkajian literatur dilakukan dengan mengkaji literatur yang telah dipilih sesuai dengan permasalahan yang akan dipilih dengan membandingkan setiap jenis limbah padat medis di beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia, timbulan limbah padat medis yang dihasilkan beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia, membandingkan sistem pengelolaan limbah padat medis dengan regulasi yang digunakan yaitu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/537/2020 tentang pedoman pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan limbah dari kegiatan isolasi atau karantina di masyarakat dalam penanganan COVID-19, pengelolaan limbah medis pada rumah sakit yang tidak memiliki insenerator, mengkaji kekurangan dan kelebihan dari setiap sistem pengelolaan rumah sakit dan memberikan rekomendasi terbaik untuk rumah sakit yang ada di Indonesia.
Berdasarkan hasil dan kajian literatur, penanganan limbah padat medis dilakukan dengan pemilahan, pengangkutan, penimbangan, penyimpanan dan pemusnahan. Banyak rumah sakit yang tidak memiliki izin insenerator, sistem pengelolaan yang tidak tepat, kurangnya arahan dan pelatihan bagi para petugas yang mengelola limbah medis rumah sakit karena didapatkan banyak petugas yang tidak menggunakan APD lengkap, tidak melakukan sterilisasi, dan rute pengangkutan limbah satu rute dengan lalu lalang pasien