Metode yang digunakan dalam penelitian ini adakah deskriptif kualitatif, dengan lokasi penelitian di lima kecamatan di wilayah Kota Samarinda yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Sungai Pinang, dan Kecamatan Samarinda Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan purposive sampling. Informan kunci dalam penelitian ini melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, Sekretaris Dinas, dan Kepala Bidang yang menangani permasalahan Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Peraturan Walikota Samarinda Nomor 1 Tahun 2019 ini telah berjalan meskipun belum maksimal karena volume sampah plastik masih mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh karakter institusi implementator yang tidak memiliki program khusus dalam upaya mengurangi penggunaan kantong plastik, hubungan antar organisasi baik sesama Organisasi Perangkat Daerah maupun dengan lembaga non-pemerintahan belum berjalan dengan baik, sumberdaya yang digunakan (sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, sumberdaya infrastruktur) bersifat umum dan tidak ada alokasi khusus untuk penerapan Peraturan Walikota Samarinda. Adapun tanggapan pelaku usaha sangat baik dalam penerapan Peraturan Walikota Samarinda ini dibuktikan dengan 81% ritel modern memberlakukan layanan tanpa kantong plastik pada saat Peraturan diberlakukan dengan alasan karena peduli lingkungan, kesadaran sendiri, dan mengurangi biaya operasional. Sedangkan tanggapan masyarakat juga positif yang ditunjukkan dengan 73% masyarakat yang telah mengetahui Peraturan Walikota Samarinda ini membawa tas belanja sendiri secara sukarela sebanyak 80%.
Kata kunci : Implementasi, Peraturan Walikota, Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, Ritel Modern.