Coronavirus 2019 (COVID-19) memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dengan menyebar sebagian besar melalui droplet pernapasan dan melalui kontak langsung terhadap permukaan yang terkontaminasi virus. Pengaruh yang ditimbulkan dari peningkatan kasus COVID-19 membuat pasien merasa cemas untuk melakukan kunjungan terutama klinik atau rumah sakit. Pasien yang ingin dilakukan perawatan gigi terutama pada kasus gigi bungsu yang tumbuh miring menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri saat mengunyah makanan, pasien akan memilih untuk dilakukan perawatan gigi di rumah sakit. Gigi bungsu tumbuh miring atau disebut juga gigi impaksi merupakan gigi yang belum erupsi seluruhnya atau erupsi sebagian, dikarenakan terhalang oleh gigi sekitar, tulang dan jaringan lunak sekitarnya sehingga erupsi tidak dapat digambarkan menurut posisi anatomisnya. Gigi impaksi dapat diperkirakan secara klinis dan dapat dipastikan dengan pemeriksaan radiografi. Klasifikasi impaksi dibuat berdasarkan pemeriksaan radiografi yang akan memberikan gambaran tingkat kesulitan pencabutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran klasifikasi gigi impaksi molar ketiga mandibula pada masa pandemi COVID-19 di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif menggunakan subjek rekam medis dan foto rontgen panoramik berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditemukan. Data dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin dan klasifikasi Winter dan Pell and Gregory. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari 185 sampel pada penelitian ini menunjukkan kategori rentang usia 25-34 tahun merupakan kategori rentang usia paling banyak ditemukan gigi impaksi mandibula yaitu sebanyak 73 pasien (39.46%). Perbandingan jumlah pasien laki-laki sebanyak 88 pasien (47.57%) dan perempuan sebanyak 97 pasien (52.43%). Elemen gigi impaksi mandibula paling banyak ditemukan pada kelas IIA Horizontal dengan jumlah 63 kasus (18.5%).