Kecamatan Melak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Barat yang dihuni oleh 15.041 jiwa. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendorong penanganan sampah sejak dari sumber dengan mengembangkan pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Salah satunya dengan membuat fasilitas pengolahan sampah yaitu Tempat PengolahanSampah Terpadu (TPST). Sistem TPST ini diarahkan agar sampah-sampah dapat dikelola dengan baik dalam arti mampu menjawab permasalahan sampah hingga saat ini yang belum dapat diselesaikan dengan tuntas. Paradigma pola pengelolaan sampah tidak lagi mengandalkan pola kumpul-angkut-buang, namun beralih ke pola pengurangan dan penanganan sampah sejak dari sumbernya, sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA sudah sangat berkurang. Proses pengolahan pada TPST di Kecamatan Melak terdiri dari 6 rangkaian proses diantaranya penerimaan sampah dapat melaui kendaraan angkut dan bank sampah. Pemilahan sampah dilakukan oleh tenaga pemilah secara manual. Pendaur ulangan sampah organik dilakukan dengan melakukan pengomposan dengan metode open windrow. Pendaur ulangan sampah non organik yaitu berupa pemilihan barang lapak, barang yang disimpan dalam lokasi ini terdiri dari beberapa jenis yaitu, plastik PET, plastik HDPE, kertas, dan kaleng yang memiliki nilai ekonomis lalu dijual ke pihak ketiga. Limbah B3 disimpan sementara berdasarkan ketentuan yang berlaku. Residu ditampung untuk dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Rancanagna TPST di Kecamatan Melak direncanakan akan mengelola sampah sebanyak 7.922,1 kg/hari dan juga volume sebesar 79,221 m3 /hari dengan estimasi dana yang dibutuhkan untuk membangun TPST direncanakan sebesar Rp 2.917.912.742 dengan total luas lahan sebesar 1.684,48 m2 . TPST ini juga direncanakan akan memiliki ruangan pendukung seperti mushola, kantor, ruang istirahat, pos keamanan dan juga toilet umum.
Kata kunci : Sampah, Pengelolaan Sampah, TPST.