Virus Covid-19 merupakan strain ketujuh dari human coronavirus (HCoV), virus korona yang diketahui dapat menginfeksi manusia. Gejala utama yang dilaporkan seperti Pneumonia tampaknya merupakan manifestasi infeksi serius yang paling sering, ditandai terutama oleh demam, batuk, dispnea. Pedoman WHO merekomendasikan tidak ada terapi antibiotik atau profilaksis untuk pasien dengan Covid-19 ringan atau sedang kecuali ada tanda dan gejala infeksi bakteri. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, gambaran pengobatan dan untuk melihat potensi interaksi obat yang digunakan pasien Covid-19 di Puskesmas Juanda. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasional (non eksperimental) dengan pengambilan data secara retrospektif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang didapatkan dari hasil catatan resep setiap pasien Covid-19 yang menjalani pengobatan di Puskesmas Juanda Samarinda periode bulan juli – agustus 2021. Data yang didapatkan yaitu data karakteristik berupa usia, jenis kelamin dan obat yang diterima beserta dosisnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pasien Covid-19 adalah perempuan yakni sebanyak 61 orang dengan kelompok usia terbanyak adalah remaja akhir yaitu sebanyak 25 orang. Mayoritas resep pasien Covid-19 di Puskesmas Juanda tidak mengandung antibiotik (73 resep) dengan sebagian besar pasien Covid-19 diresepkan obat Ambroxol (80 resep) dan suplemen Biopradyn (78 resep). Hasil analisis potensi interaksi obat yang digunakan pengobatan pasien Covid-19 menunjukan bahwa terdapat 51 total kasus yang ada pada resep yang digunakan pasien Covid-19 di Juanda dengan 16 potensi interaksi dengan tingkat keparahan Major, 20 potensi interaksi dengan tingkat keparahan Moderate dan 15 kasus potensi dengan tingkat keparahan Minor.