Indonesia Tanpa Pacaran adalah sebuah komunitas yang memiliki visi Menjadi Barisan Terdepan Berjuang Menghapus Pacaran dari Indonesia. Komunitas ini tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya ada di Samarinda. Sesuai nama dari komunitas tersebut, Indonesia Tanpa Pacaran ingin menghapus pacaran dari Indonesia. Komunitas ini terbentuk karena melihat banyaknya fenomena remaja yang melakukan seks pranikah dan hamil di luar nikah yang menyebabkan beberapa di antaranya ingin menggugurkan kandungan bahkan hingga bunuh diri. Tetapi dalam praktiknya, Indonesia Tanpa Pacaran mengalami berbagai macam penolakan dan hambatan komunikasi, tidak terkecuali Indonesia Tanpa Pacaran Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan strategi komunikasi persuasif komunitas Indonesia Tanpa pacaran Samarinda melalui media sosial dan mengkaji faktor-faktor penghambat Indonesia Tanpa Pacaran Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian dari penelitian ini adalah AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian didapatkan hasil bahwa Komunitas Indonesia Tanpa Pacaran Samarinda menggunakan kelima tahapan komunikasi antara lain Tahapan A (Attention), I (Interest), D (Desire), D (Decision), dan Tahap A (Action). Dalam pengaplikasiannya, Indonesia Tanpa Pacaran Samarinda kurang berhasil mencapai tujuannya karena banyaknya hambatan yang dihadapi. Hambatan itu berasal dari pengurus Komunitas Indonesia Tanpa Pacaran Samarinda serta berasal dari cara mengaplikasikan tahapan komunikasi kepada remaja dan masyarakat.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pacaran, Media Sosial, AIDDA.