M.Taufik, 2022 Dampak Pergeseran Batas Indonesia Dengan Malaysia Terhadap Status Kepemilikan Lahan Warga Indonesia (Studi di Pulau Sebatik, Nunukan).Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Iya’ Setyasih, M.Pd selaku pembimbing I dan Yaskinul Anwar, S.Pd, M.Sc selaku pembimbing II.
Pulau Sebatik merupakan salah satu daerah terluar dari pulau Indonesia yang berbatasan darat dengan negara tetangga yaitu Malaysia hal ini menyebabkan banyak nya problem permasalahan yang ada terlebih terkait patok perbatasan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penyebab terjadinya pergeseran patok batas wilayah antara Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sebatik dan 2) Untuk mengetahui dampak pergeseran batas wilayah darat antara Indonesia dengan Malaysia terhadap status kepeilikan lahan warga di Pulau Sebatik. Pengumpulan data penelitian di lakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan angket serta menggunakan metode analisis data deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab pergeseran batas negara di karenakan teknologi survey GPS yang digunakan saat ini lebih baik dan lebih akurat dibanding teknologi survei jaman Belanda- Inggris dulu dengan demikian posisinya saat ini relatif lebih tepat pada garis lintang 4 10' Lintang Utara sesuai perjanjian, dan sekarang akibatnya di beberapa tempat terjadi trade off sehingga berdampak pada warga seperti, berkurangnya lahan, rentan terjadinya pelanggaran kerugian seperti bangunan rumah dan tempat wisata, sawah, lahan sawit, dan bahkan mata pencaharian warga juga sangat mempengaruhi akibat dari terjadinya pergeseran patok batas negara Indonesia dengan Malaysia. Metode prospek penyelesaian masalah batas kedua negara yang efektif untuk di lakukan oleh Indonesia dan Malaysia dalam menyelesaikan kasus batas wilayah darat berdasarkan perjanjian bilateral. Perjanjian merupakan kesepakatan harus di taati oleh pihak-pihak terkait perjanjian internasional yang menyangkut kebijakan antara Negara yang sudah ada dengan cara negosiasi.