Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sering menyerang paru-paru. Penyakit Tuberkulosis termasuk dalam 10 besar penyebab utama kematian diseluruh dunia. Indonesia menduduki peringkat 3 tertinggi dengan 845.000 kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia. Insiden terjadinya resistensi obat membuat situasi di Indonesia cukup mengkhawatirkan dimana Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan kasus Tuberkulosis resistan obat sebanyak 24.000 kasus. Kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, regimen pengobatan, kepatuhan, hasil pemeriksaan BTA dan pengaruh kepatuhan terhadap hasil pemeriksaan BTA pasien. Penelitian ini dilakukan secara cohort study menggunakan teknik purposive sampling dari data rekam medik pasien TB Paru di Puskesmas Kabupaten Berau, kemudian data dianalisis secara deskriptif dan analitik. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 pasien dengan karakteristik terbanyak yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 pasien (53,33%), kategori usia pasien menunjukkan persentase terbanyak pada pasien rentang 46-55 tahun sebanyak 8 pasien (26,67%) tidak bekerja sebanyak 21 pasien (70%), tempat berobat di Puskesmas Kampung Bugis sebanyak 13 pasien (43,33%), tanpa penyakit penyerta sebanyak 26 pasien (86,67%). Kategori 1 OAT tahap intensif [2(RHZE)/150/75/400/275 mg] sebanyak 9 pasien (70%), tahap lanjutan [4(RH)3 150/75 mg] sebanyak 21 pasien (70%) dan kategori 2 OAT tahap lanjutan [5(RH)3/150/150 + 5(E)3/400 mg] sebanyak 1 pasien (3,33%). Patuh menjalani pengobatan sebanyak 26 pasien (86,7%), tidak patuh sebanyak 4 pasien (13,3%). Hasil pemeriksaan BTA (+) sebanyak 3 pasien (90%) dan BTA (-) sebanyak 27 pasien (90%). Adanya pengaruh tingkat kepatuhan terhadap pemeriksaan BTA dengan nilai p-value 0,039