Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang terjadi apabila seorang anak memiliki tinggi badan atau panjang badan kurang dari -2 standar deviasi (SD). Prevalensi kejadian stunting di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya di atas 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ASI Eksklusif, pola asuh, dan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan selama masa pandemi COVID-19, di wilayah kerja Puskesmas Baru Tengah Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Baru Tengah Kota Balikpapan. Sampel yang diambil sebanyak 25 balita usia 6-24 bulan untuk masing-masing kelompok kasus maupun kontrol dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dan odd ratio dengan tingkat kepercayaan (CI) yaitu 95%, α= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 62%, balita yang mendapatkan pola asuh baik sebesar 56% dan pengetahuan gizi ibu kurang baik sebesar 60% Hasil uji statistik pada masing-masing variabel ASI Eksklusif dengan nilai p-value = 0,004 dan OR = 7,875, pola asuh p-value = 0,002 dan OR = 8,500, dan pengetahuan gizi ibu pvalue = 0,001 dan OR = 9,333. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara ASI Eksklusif, pola asuh, dan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting pada balita. Oleh karena itu, perlu adanya pendampingan ASI Eksklusif kepada ibu serta edukasi mengenai MPASI dan pengetahuan gizi untuk dapat mengurangi kejadian stunting pada balita.
Kata kunci : Stunting, ASI Eksklusif, Pola Asuh, dan Pengetahuan Gizi Ibu.
Kepustakaan : 78 (1998-2021)