Malinda, Rosy, 2022. Eksistensi Tokoh Utama Perempuan dalam Novel Summit Karya Peringga Ancala Kajian Feminisme Eksistensialis. Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Dr. Hj. Widyatmike G.M., M. Hum. Pembimbing II: Irma Surayya Hanum, M.Pd.
Kata kunci: tokoh utama perempuan, eksistensi, feminisme eksistensialis, novel Summit
Skripsi ini membahas eksistensi tokoh utama dalam novel Summit karya Peringga Ancala menceritakan kehidupan perempuan bangsawan Suku Sasak di Lombok yang memperjuangkan kesetaraan dengan laki-laki tanpa ada aturan adat. Dengan rumusan masalah bagaimana fakta cerita dan eksistensi tokoh utama perempuan dalam novel Summit karya Peringga Ancala. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita dan eksistensi tokoh utama dalam novel Summit. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, kalimat yang diperoleh dari sumber data yaitu novel Summit. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif terdiri dari tiga alur, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil, fakta cerita dalam novel Summit terdiri dari tokoh dan penokohan, alur dan latar. Tokoh utama dalam novel adalah Lika. Novel ini menggunakan alur maju. Latar dalam novel berada di Desa Senaru Nusa Tenggara Barat. Latar sosial dalam novel menggambarkan perempuan bangsawan tokoh Lika dengan gelar Baiq. Para sesepuh dan kerabat bangsawan banyak menentang Lika, karena gadis bangsawan bekerja di luar rumah adalah hal tabu. Menurut adat yang berlaku Lika harus secepatnya menikah dengan lelaki Sasak dari golongan bangsawan bergelar Lalu, tetapi apabila ia menikah dengan lelaki dari golongan biasa ia akan diasingkan, dan dilarang tinggal di Desa Senaru dan gelar kebangsawanannya dicabut. Akhirnya Lika melakukan perlawanan untuk mencapai eksistensinya melalui teori Beauvoir;pertama, perempuan bekerja Lika memilih bekerja dan mandiri dalam hidupnya. Kedua, Perempuan yang intelektual Lika mengajarkan bahasa Inggris kepada anak perempuan di Desa Senaru. Ketiga, perempuan yang mencapai transformasi sosial masyarakat Lika membuka paradigma pandangan kepada masyarakat bahwa mengejar cita-cita dan meninggalkan gelar bukanlah kesalahan. Keempat, perempuan menolak keliyanannya Lika menolak untuk hidup sebagai kaum bangsawan, sehingga ia memilih untuk mandiri dan mencari kebebasan demi mencapai eksistensinya dan menjadi pemandu Internasional.