Adanya aktivitas dan pembukaan kawasan pertambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi sehingga harus selalu diikuti dengan kegiatan reklamasi dan revegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga besaran laju erosi pada areal revegetasi pasca tambang batu bara serta menetapkan status Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada areal revegetasi lahan pasca tambang batu bara di PT Bukit Baiduri Energi (BBE). Waktu penelitian ini berlangsung selama 7 bulan efektif yang dimulai dari Desember 2020 hingga Juni 2021. Kegiatan penelitian laju erosi menggunakan metode tongkat ukur erosi yang meliputi beberapa tahapan, yaitu membuat plot ukur erosi berukuran 20 m × 12 m sebanyak 3 plot yang terdiri dari areal revegetasi tahun tanam 2019 PIT 6, areal revegetasi tahun tanam 2020 PIT 7, dan areal tidak terganggu serta pemasangan tongkat ukur erosi dengan jarak 4 m × 4 m, pengukuran erosi selama 3 bulan, dan pengambilan sampel tanah untuk menguji sifat fisik dan kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai laju erosi tertinggi yang terdapat pada areal revegetasi PT Bukit Baiduri Energi (BBE) yaitu pada areal revegetasi tahun tanam 2020 (PIT 7) dengan nilai 557,60 ton ha-1 tahun-1 diklasifikasikan ke dalam kelas IV dengan kategori sangat berat, sedangkan nilai laju erosi terendah yaitu pada areal revegetasi tahun tanam 2019 (PIT 6) dengan nilai 326,40 ton ha-1 tahun-1 diklasifikasikan ke dalam kelas IV dengan kategori sangat berat, dan lahan tidak terganggu yang digunakan sebagai kontrol dengan nilai laju erosi 153,68 ton ha-1 tahun-1 diklasifikasikan ke dalam kelas III dengan kategori berat. Hal ini disebabkan karena pada areal revegetasi tahun tanam 2020 PIT 7 memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap erosi dibanding areal revegetasi tahun tanam 2019 PIT 6 dan areal tidak terganggu.
Kata kunci : lahan pasca tambang batu bara, laju erosi, revegetasi, tingkat bahaya erosi.