Angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Kalimantan Timur masih dibawah target Nasional yaitu sebesar 2,7. Jika TFR dibiarkan meningkat, akan berdampak negatif pada sisi pembangunan ekonomi, lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial, budaya politik maupun pertahanan dan keamanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil pengelompokkan Kecamatan di Provinsi Kalimantan Timur menggunakan analisis cluster non-hierarki serta mengetahui seberapa baik kualitas dari hasil kluster menggunakan Davies Bouldin Index. Metode penelitian menggunakan metode non reactive research dengan pendekatan kuantitatif, studi ini menggunakan data sekunder yaitu data jumlah pengguna alat kontrasepsi aktif tahun 2020 yang diperoleh dari BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dengan jumlah sampel 102 kecamatan dan menggunakan 7 variabel pengguna alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini adalah terbentuknya 3 kelompok hasil dari analisis kluster K-Means. Kluster 1 merupakan kecamatan dengan pengguna alat kontrasepsi tinggi dengan keunggulan pada peserta KB aktif yang menggunakan MOW, MOP dan Kondom. Kluster 2 merupakan kecamatan dengan pengguna alat kontrasepsi sedang dengan keunggulan pada peserta KB aktif yang menggunakan IUD dan Implan. Kluster 3 merupakan kecamatan dengan pengguna alat kontrasepsi rendah dengan kelemahan pada peserta KB aktif yang menggunakan MOW, MOP, Kondom, dan Implan. Hasil evaluasi kluster Davies Bouldin Index diperoleh nilai sebesar 0,103, sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi dari kluster yang terbentuk adalah cukup baik. Saran penelitian ini yaitu lebih gencar memberikan sosialisasi pada kecamatan termasuk kelompok rendah dalam mengenalkan berbagai alat kontrasepsi agar akseptor bisa menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP, dan implan yang keefektifannya lebih tinggi.
Kata Kunci : Analisis Kluster, Davies Bouldin Index, Kontrasepsi, Keluarga Berencana.
Kepustakaan : 61, (1988-2021)