Informasi mengenai sumberdaya batubara menjadi hal yang paling mendasar dalam merencanakan suatu kegiatan usaha penambangan. Untuk mengetahui jumlah serta klasifikasi sumberdaya batubara yang berada di daerah penyelidikan, dapat dilakukan dengan pendekatan metode geostatistika. Geostatistika merupakan salah satu ilmu yang menggunakan analisis spasial. Dalam geostatistika terdapat beberapa metode salah satunya adalah metode Kriging. Asumsi dari metode ini adalah jarak dan orientasi antara sampel data menunjukkan korelasi spasial yang penting dalam hasil interpolasi Proses untuk menyederhanakan bentuk pengolahan yang rumit tersebut, yaitu dengan menaksir (mengestimasi) parameter baik penaksir titik maupun interval. Untuk itu, metode kriging dipilih oleh peneliti agar mempermudah pengerjaan dalam menyelesaikan prediksi tersebut, misalnya variasi ketebalan batubara yang tidak memiliki kecenderungan (trend) dan rata-rata populasi yang tidak diketahui. Berdasarkan hasil penelitian diketahui estimasi sumberdaya batubara dengan metode kriging pada seam B diperoleh luasan boundary sumberdaya batubara seam B untuk terukur 360.745,101 m2 , sumberdaya terunjuk sebesar 394.014,356 m2 , dan sumberdaya tereka sebesar 194.843,545 m2 . Adapun hasil klasifikasi sumberdaya serta estimasi yang diperoleh pada seam B adalah untuk kategori sumberdaya terukur diperoleh volume batubara sebesar 1.925.031 m3 dengan tonase sebanyak 2.464.040 MT, untuk kelas sumberdaya tertunjuk diperoleh volume batubara sebesar 2.067.057 m3 dengan tonase sebanyak 2.645.833 MT, sedangkan untuk kelas sumberdaya tereka diperoleh hasil estimasi volume batubara sebesar 728.029 m3 dengan tonase sebanyak 931.877 MT.
Kata Kunci : Sumberdaya, Geostatistika, Metode Kriging, Volume, Tonase.