Latar Belakang. Kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun dengan insiden berkisar 2-5% kasus kejadian pada anak. Banyak faktor yang menjadi risiko kejang demam seperti jenis kelamin, status gizi, jumlah leukosit, hemoglobin dan berat badan lahir rendah.
Tujuan. Mengetahui hubungan jenis kelamin, status gizi, jumlah leukosit, hemoglobin dan berat badan lahir rendah dengan kejadian kejang demam anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Metode. Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang (cross sectional). Data penelitian diambil dari rekam medik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian adalah anak yang berusia 6 bulan sampai dengan 5 tahun yang mengalami kejang demam dan demam tanpa kejang serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil. Didapatkan sebanyak 184 sampel yang terdiri dari 92 sampel kejang demam dan 92 sampel demam tanpa kejang. Kejadian kejang demam terjadi pada kelompok anak berusia 13-24 bulan (42.4%) dengan prevalensi anak laki-laki 68.5% dan perempuan 31.5%. Penyebab infeksi terbanyak anak yang mengalami kejang demam adalah ISPA 48.9%. Pada uji chi-square terdapat hubungan jenis kelamin (p = 0.034), jumlah leukosit (p = 0.032), hemoglobin (p = 0.019) dan tidak terdapat hubungan antara status gizi (p = 0.715) dan BBLR (p = 0.412) dengan kejadian kejang demam. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, jumlah leukosit, hemoglobin dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dan BBLR dengan kejadian kejang demam anak.